(Re)writing FTWMA: Derekonstruksi—Gubahan & Buah Riset Sepekan

“Research plays a major part in the writing of any book,” I said. “Even fantasy requires the writer to get some general facts and rules straight; they may actually conduct considerable research on certain aspects, giving their story credibility.” — T.D. McKinnon

(Yes, Fiction Writers Do Research)

Menulis writing progress seperti ini adalah ajaran dari Bulan Narasi yang saya ikuti dan diselenggarakan oleh Nulisbuku tahun lalu. Jarang ada penulis/pengarang yang mau menulis diari progress penulisannya sebagai bagian dari proyek buku-nya.

Saya tau, karena alasan utama, menulis diari writing-progress seperti ini adalah bagian dari distraksi, dan menulis writing progress seperti ini merupakan bahaya laten kambuhnya virus writer-block. Dan dua hari kemarin saya mengalami kekambuhan itu.

Saya sudah berusaha untuk menyisahkan energi 10-27% saja untuk blog, 20-24% untuk kampus, 10-15% untuk aktivitas kecil, sehingga 60-75% energi saya bisa saya salurkan untuk proyek penulisan buku ini.

Kabar terakhir seperti yang telah saya tuliskan, bahwa saya telah meninggakan naskah Frankfurt: Till We Meet Again (FTWMA) untuk direvisi dalam proyek derekonstruksi ini, karena saya sadari, kami (saya dan naskah itu) telah lama bertengkar. Saya coba mendengarkan suaranya dari hati ke hati layaknya obrolan anak dan orang tuanya, dan akhirnya saya putuskan untuk tidak merevisinya lagi. Saya cukup sedih, setelah tau bahwa naskah FTWMA menolak untuk direvisi. Dia ingin menjadi dia apa adanya. Dia tidak sempurna, dan dia menolak menjadi sempurna dan disempurnakan. Sehingga saya putuskan untuk tetap menjadikkannya buku ke-7 saya dan apa yang telah saya lakukan dengan (rewriting kisah) yang masih mengambil latar di kota Frankfurt, akhirnya saya alihkan ke proyek buku ke-8 saya, yang saya kasih judul Rose Dielune: Fruhling in Frankfurt. (Saya akan mengulas ini di postingan saya selanjutnya di Day 18. Writing Progress—Rosé Dielune- Frühling in Frankfurt)

“That’s the magic of revisions – every cut is necessary, and every cut hurts, but something new always grows.” ― Kelly Barnhill

Tahun 2014 kemarin saya menghabiskan 4-5 bulan rutin setiap hari untuk memantau camera CCTV di beberapa di kota Frankfurt, hal yang serupa ketika tahun 2013 saya menulis draft “Dublin in Love” saya menggunakan website earthcam[dot]com untuk memantau 24 jam beberapa sisi kota Dublin, Irlandia.

Bagi saya hal ini sangat membantu, karena dengan begitu saya bisa tahu, jam berapa aktivitas orang dimulai di Eropa, jam berapa matahari tenggelam, jam berapa matahari terbenam, jam berapa keramaian mulai terjadi, dan jam berapa mulai sepi. Juga kecenderungan orang-orang di kota setempat, kultur harian mereka, dan masih banyak lagi, yang kemudian dapat saya padukan dengan data-data tertulis. Dengan begitu saya bisa mengatur setting scene kejadian-kejadian yang lebih kongkrit dan realistik.

Adapun hal ini karena perubahan agenda penulisan dari revisi naskah FTWMA ke penulisan Rose Dielune, maka saya melakukan penambahan setting lokasi di Paris.

Seperti yang telah saya kabarkan sebelumnya, pada hari Jumat lalu saya telah memesan tiket perjalanan Feliks dan Livvi dari Frankfut ke Paris pada hari Sabtu. Dari Frankfurt Hauptbahnhof mereka akan menumpangi kereta ICE melalui satu stasiun persinggahan yaitu di Karlsruhe Hauptbahnhof. Dan mereka akan transis selama 25 menit lalu menlajutkan perjalan ke Paris Est dengan kereta TGV.

Perjalanan mereka (Feliks dan Livvi) mulai dari pukul 12:05 dan sampai di Paris pukul 16:35 atau kurang lebih 4 jam 30 menit.

Screen Shot 2015-10-17 at 5.14.05 AM

Ini adalah halaman pemesan tiket kereta D-Bahn untuk rute regional, maupun lintas negara. Saya memesan tiket untuk hari Sabtu, 17 Oktober 2015 untuk perjalanan Frankfurt ke Paris, dan kemudian muncul beberap pilihan jam keberagkatan, yang difoto diatas adalah pilihan pertama, dan saya tidak mengambilnya karena terlalu banyak persinggahan dan banyak berganti kereta. Dipilihan ini saya harus berganti empat kereta, dua kereta lintas negara dan dua kereta regional, baru kemudian pindah ke kereta utama TGV menuju Paris. ICE 593, RE 4119, RE 23964,TGV 2868. Maka demikian ribetnya, saya memilih pilihan yang kedua dibawah ini.

Screen Shot 2015-10-17 at 5.25.15 AM

Hanya dengan satu persinggahan yakni di kota Karlsruhe, dan saya hanya sekali ganti kereta. Dibawah ini penampakan Kereta ICE. Kalau untuk kereta ini sedikit tidaknya saya sudah khatam sejak riset tahun lalu selama 4 bulan itu, dimana salah satu scene perjalanan Felix dari Berlin ke Frankfurt juga menaiki kereta ini.

ICE-train-germany

Dan setelah 1 jam 2 menit dengan perjalanan kereta D-Bahn ICE seri 73 dari Frankfurt ke Karlsruhe, ditambah dengan Umsteigezeit-nya 25 menit, akhirnya perjalanan dilanjutkan dengan kereta TGV seri 9574. Dibawah ini penampakan perjalanan kereta TGV dari Karlsruhe ke Paris dengan lama kurang lebih 3 jam 5 menit. Sebenarnya Paris adalah tempat transit Feliks dan Livvi, karena disini ia akan bertemu dengan Luna isterinya, dan mereka akan melanjutkan perjalanan bersama liburan musim panas ke Marseille, kota pesisir di sebelah tenggara Prancis. (sayangnya perjalanan liburan keluarga itu tidak semulus rencana. Feliks ditangkap oleh agen DEA di Paris karena dugaan kepemilikan narkoba jenis heroin dan kokain. Dan dari sinilah cerita Rose Dielune bermula)

tgv-lyria-overview-1

Selain itu settingan pertama Rose Dielune akan mengambil tempat di stasiun Paris Est, maka saya telah menghabiskan waktu menyusuri melalui google map.

Screen Shot 2015-10-17 at 5.04.09 AM

Saya melakukan street stalking street walking melihat-lihat keadaan disana, sambil coba searching video-video terkait di Youtube. Sembari berjalan-jalan disana, sambil mulai googling foto-foto suasana didalam stasiun. Kondisi stasiun ini saya bayangkan mirip dengan tulisan Selznick dalam novelnya The Invention of Hugo Cabret namun dengan suasana klasik BW.

Gare_de_l'Est_Paris_2007_a6

Gare de l’Est Paris 2007

Didalam beberapa foto ini, saya mulai membayangkan adegan penangkapan Feliks yang dilakukan oleh agent DEA (Drug Enforcement Agency) Prancis.

DSC00900

Gare de l’Est Concourse  

Kejadiannya terjadi disini, di bagian konkurs stasiun setelah Feliks keluar dari peron, dan dari sini dia diikuti oleh beberapa Agen DEA. Salah satu agen yang saya bayangkan yang pertama dilihat dan dicurigai oleh Feliks telah mengikutinya sejak dari Frankfurt ialah sosok yang mirip dengan Robert Carrol seperti dibawah ini.

article-0-1B4B3C0E00000578-275_634x418-Robert Carroll

Sedangkan saya kemudian melanjutkan untuk mencari informasi tentang DEA dan Narcotics Bureau and Law di Perancis, dan ini beberapa link yang cukup membantu saya.

http://gangstersinc.ning.com/profiles/blogs/the-man-who-stole-the-french
http://www.theguardian.com/us-news/2014/nov/29/french-connection-drug-connecticut-alfred-catino
https://www.thefix.com/content/famed-french-connection-heroin-dealer-busted-again
https://answers.yahoo.com/question/index?qid=20090512174624AAIuf7X
https://www.unodc.org/unodc/en/data-and-analysis/bulletin/bulletin_1955-01-01_2_page002.html
https://www.unodc.org/unodc/en/drug-trafficking/index.html
http://www.hri.org/docs/USSD-INCSR/95/Europe/France
http://www.diplomatie.gouv.fr/en/coming-to-france/your-stay-in-france-practical/article/illegal-drugs-alcohol-tobacco-what

Ini adalah sebagian link riset saya, dan masih ada banyak lagi yang tidak mungkin asya sertakan semuanya disini. Ada satu link yang cukup bagus dan lengkap saya rasa. Link ini diberikan oleh seorang penjawab di yahoo.answer dengan pertanyaan serupa dengan yang saya ajukan, yaitu agent narcotics yang spesifik di Perancis. Namun sayangnya web ini berbahasa Perancis http://www.drogues.gouv.fr/

Jikapun ada teman yang bisa berbahasa Perancis dan mau membantu saya dalam riset ini, mohon hubungi saya. Bantuan anda akan sangat berarti bagi saya. Semoa Tuhan membalas kebaikan anda.

Selain itu, saya menemukan sebuah web yang rasanya juga cukup lengkap. Disana ada beberapa pertanyaan yang sudah ada jawabannya, mirip FAQ, tapi disana dijelaskan secara singkat hukuman pelanggaran narcotic di beberapa Negara di Eropa, kita tinggal mencentang Negara yang kita ingin ketahui dan kemudian muncul penjelasannya seperti dibawah ini.

What is the punishment for the offence?

The law does not distinguish between possession for personal use or for trafficking. In practice, based on the quantity of the drug found and the elements of the act, possession of “narcotic” drugs for personal use is mostly charged as the crime of use of drugs, therefore punished by up to one year in prison. Possession of narcotic drugs is punishable by up to 10 years, and 7 500 000 euros. Prosecutor can choose this charge even for possession of a small quantity of drugs. Possession of “psychotropic” drugs is a separate offence, punishable by up to 5 years in prison. Public health code, art. L.3421-1, L5432-1.

Penalty varies by drug?

Possession of “narcotic” drugs for personal use is mostly charged as use of drugs, punishable by up to 1 year, while possession of “psychotropic” drugs is a separate offence, punishable by up to 5 years. Public Health Code, art. L3421-1, L5432-1.

Source: http://www.emcdda.europa.eu/topics/law/penalties-at-a-glance

Akhir kata inginkan saya katakan bahwa seperti inilah kurang lebih cara kerja sebuah penulisan novel yang mengambil setting di luar negeri, negara yang belum pernah kamu singgahi. Cara ini tidak hanya berlaku bagi settingan luar negeri tapi juga didalam negeri. Riset tetaplah bagian penting dari penulisan karya fiksi, jika kamu bilang ini fiksi, its not totally fiction. We try hard to make it real.

Sekian disini dulu progres dekonstruksinya.

Have fun!

Leave a comment